Kamis, 30 Juni 2016

7 Wonders of the World




Seorang guru memberikan tugas kepada siswanya untuk menuliskan 7 Keajaiban Dunia.

Malamnya sang guru memeriksa tugas itu.
Sebagian besar siswa menulis demikian..


Tujuh Keajaiban Dunia:
1. Piramida
2. Taj Mahal
3. Tembok Besar Cina
4. Menara Pisa
5. Kuil Angkor
6. Menara Eiffel
7. Candi Borobudur

Lembar demi lembar memuat hal yang hampir sama.

Beberapa perbedaan hanya terdapat pada urutan penulisan daftar tersebut.

Tapi guru itu terus memeriksa sampai lembar yang paling akhir…

Tapi saat memeriksa lembar yang paling akhir itu, sang guru terdiam.
Lembar terakhir itu milik si gadis kecil pendiam…
Isinya seperti ini :
Tujuh Keajaiban Dunia:
1. Bisa Melihat
2. Bisa Mendengar
3. Bisa Menyentuh
4. Bisa Disayangi
5. Bisa Merasakan
6. Bisa Tertawa, dan
7. Bisa Mencintai…

Setelah duduk diam beberapa saat, sang guru menutup lembaran tugas siswanya. Kemudian menundukkan kepalanya berdoa...

Mengucap syukur untuk gadis kecil pendiam dikelasnya yang telah mengajarkannya sebuah pelajaran hebat, yaitu:
Tidak perlu mencari sampai ke ujung bumi untuk menemukan keajaiban.

Keajaiban itu ada di sekeliling kita untuk kita miliki dan tak lupa untuk kita "SYUKURI"
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

5. 圣无量寿决定光明王陀罗尼 ARYA AMITAYUR NIYAMA PRABHARAJA DHARANI



MANTRA MEMPERPANJANG USIA KHUSUSNYA BAGI SEDANG SAKIT DAN MENGIKAT JODOH DENGAN AMITABHA BUDDA. KARMA BURUK DIPERINGAN DAN SEUMUR HIDUP MEMBACA DHARANI INI, KETIKA MENINGGAL AKAN TERLAHIR DI ALAM 10 PENJURU BUDDHA

SEN U LIANG SOU CIE TING KUANG MING WANG THUO LO NI

唵 。 捺摩巴葛瓦帝 。 阿巴啰密沓 。 阿优哩阿纳 。 苏必你 。 实执沓 。 牒左啰宰也 。 怛塔哿达也 。 阿啰诃帝 。 三药三不达也 。 怛你也塔 。 唵 。 萨哩巴 。 桑斯葛哩 。 叭哩述沓 。 达啰马帝 。 哿哿捺 。 桑马兀哿帝 。 莎巴瓦比述帝 。 马喝捺也 。 叭哩瓦哩娑诃 。
OM 。 NA MO PA KE WA TI 。 O PA LA MI THA 。 O YU LI O NA 。 SU PI NI 。 SE CE THA 。 TIE CUO LA CAI YE 。 TA THA KUO TA YE 。 O LA HO TI 。 SAN YAU SAN PU TA YE 。 TA NI YE THA 。 OM 。 SA LI PA 。 SANG SE KE LI 。 PA LI SU THA 。 TA LA MA TI 。 KUO KUO NAI 。 SANG MA U KUO TI 。 SA PA WA 。 PI SU TI 。 MA HE NA YE 。 PA LI WA LI SA HO 。

ARYA AMITAYUR NIYAMA PRABHARAJA DHARANI
(Umat yang menulis, menyebarluaskan, atau membaca Dharani ini dengan hati yang tulus, akan mencapai panjang usia. Karma buruk pembawaannya yang amat berat akan menjadi ringan jika ia tekun membaca Dharani ini, dan setelah meninggal dunia ia akan terlahir di negeri Buddha di sepuluh penjuru alam. Sumber : Mahayana Aryamitayur – niyama – prabharaja – dharani sutra).
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Sejarah 18 Arahat / 18 Lohan / Shíbā Luóhàn BAGIAN 14




ANGIDA / THE CALICO BAG LOHAN / LOHAN TAS BELACU

"Buddha dengan kehidupan yang abadi. Tas yang tak ternilai yang berisikan rahasia langit dan bumi. Bahagia dan memiliki kepuasan. Sangat ceria dan selalu menyenangkan"


Menurut legenda, ANGIDA adalah penangkap ular India yang bertujuan untuk mencegah ular dari menggigit orang yang lewat. Setelah ular itu tertangkap, ia akan menghilangkan taring berbisanya dan kemudian melepaskan mereka di pegunungan. Dikarenakan kebaikan hatinya lah, Angida mampu mencapai pencerahan. Dia membawa tas belacu untuk menaruh ular didalamnya. Ia seharusnya muncul di Fenghua di Provinsi Zhejiang tahun 907 Masehi sebagai seorang biarawan pengemis yang membawa tas belacu. Dia kemudian terlihat untuk kedua kalinya di Cina pada 917 masehi, membabarkan Dharma di atas batu di dekat Kuil Yuelin.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

4. MAHACUNDIMANTRA 准提神咒 CUEN THI SEN COU




Mantra MENDAPATKAN JODOH / PASANGAN, KEHARMONISAN / KHARISMA, KELANCARAN USAHA / REJEKI, MENGIKIS KARMA BURUK DAN MENOLAK BALA

稽首皈依苏悉帝 。 头面顶礼七俱胝 。我今称赞大准提 。 惟愿慈悲垂加护 。 南无飒哆喃 。 三藐三菩陀 。 俱胝喃 。 怛侄他 。 唵 。 折戾主戾 。 准提娑婆诃 。


CHI SOU KUI I SU SI TI 。 THOU MIEN TING LI CHI CI CE 。 WO CING CHEN CAN TA CUEN THI 。 WEI YEN CHE PEI CHUI CIA HU 。

NA MO SA TUO NAN 。 SAN MIAU SAN PHU THUO 。 CI CE NAN 。 TA CE THA 。 OM 。 CE LI CU LI 。 CUEN THI SA PHO HO 。(7x, 21x, 49x, 108x)

MAHACUNDI MANTRA(Dharani ini bermanfaat untuk menghapuskan segala dosa. Umat yang telah membaca Dharani ini sebanyak 900.000 kali, ia dapat menghapuskan dosa berat, seperti 5 karma berat (garuka karma), 10 perbuatan buruk (dasa akusala karma). Ia akan dilindungi oleh 2 dewa pelindung yang dikirim oleh Mahacundi Bodhisattva. Sumber : Cundidharani Sutra).
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Dhammapada Ayat 17 - Kisah Devadatta




Suatu saat Devadatta menetap bersama Sang Buddha di Kosambi. Selama tinggal di sana ia menyadari bahwa Sang Buddha menerima banyak perhatian dan penghormatan maupun pemberian. Dia merasa iri hati terhadap Sang Buddha dan bercita-cita untuk memimpin Sangha yang terdiri dari bhikkhu-bhikkhu. Suatu hari, ketika Sang Buddha sedang memberikan khotbah di Vihara Veluvana di dekat Rajagaha, dia mendekati Sang Buddha dan dengan alasan bahwa Sang Buddha sudah semakin tua, dia sangat berharap Sangha akan dipercayakan kepada pengawasannya.

Sang Buddha menolak usulnya serta menegur, bahwa dia telah menelan air ludah orang lain. Sang Buddha kemudian meminta Sangha melaksanakan rencana melakukan pengumuman (pakasaniya kamma) sehubungan dengan kelakuan Devadatta. Devadatta merasa tersinggung serta bersumpah membalas dendam dan menantang Sang Buddha.

Tiga kali, dia mencoba untuk membunuh Sang Buddha. Pertama, dengan menggunakan beberapa pemanah sewaan. Kedua, dengan memanjat ke atas bukit Gijjhakuta dan menjatuhkan sebuah batu besar kepada Sang Buddha; dan ketiga, dengan memabukkan Gajah Nalagiri untuk menyerang Sang Buddha.

Pemanah sewaan kembali setelah mencapai tingkat kesucian sotapatti, tanpa menyakiti Sang Buddha. Batu besar yang didorong jatuh oleh Devadatta melukai sedikit jari kaki Sang Buddha, dan ketika Gajah Nalagiri lari menuju Sang Buddha, ia dibuat jinak oleh Sang Buddha.

Dengan demikian Devadatta gagal untuk membunuh Sang Buddha. Dia mencoba siasat lainnya, mencoba memecah belah Sangha dengan cara membawa pergi beberapa bhikkhu baru, menyingkir bersamanya ke Gayasisa. Bagaimanapun juga, banyak di antara mereka telah dibawa pulang kembali oleh Sariputta Thera dan Maha Moggallana Thera. Kemudian, Devadatta jatuh sakit. Setelah menderita sakit selama sembilan bulan, dia meminta murid-muridnya untuk membawanya menghadap Sang Buddha di Vihara Jetavana.

Ketika Devadatta dan rombongannya mencapai kolam di dekat Vihara Jetavana, para pengangkutnya meletakkan tandu tempat berbaringnya di tepi kolam, dan mereka pergi mandi. Devadatta bangun dari tempat berbaringnya, dan menaruhkan kedua kakinya di tanah. Pada saat itu juga kakinya masuk ke dalam bumi, dan sedikit demi sedikit dia ditelan bumi. Devadatta tidak memiliki kesempatan untuk melihat Sang Buddha karena perbuatan jahat yang telah dia lakukan terhadap Sang Buddha. Setelah kematiannya, dia terlahir di Neraka Avici (Avici Niraya), tempat yang penuh dengan penyiksaan terus-menerus.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 17 berikut: Di dunia ini ia menderita, di dunia sana ia menderita; pelaku kejahatan menderita di kedua dunia itu. Ia meratap ketika berpikir, “Aku telah berbuat jahat”, dan ia akan lebih menderita lagi ketika berada di alam sengsara.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Sejarah 18 Arahat / 18 Lohan / Shíbā Luóhàn BAGIAN 13




KANAKA THE BHARADVAJA / THE RAISED BOWL LOHAN / LOHAN PENGANGKAT MANGKUK

"Dalam kebesaran yang megah. Dengan penuh suka cita turun dari surga. Mengangkat dua tangan Yin dan Yang mengangkat mangkuk untuk menerima kebahagiaan. Bersinar dengan bahagia dan kegembiraan yang meluap-luap"


KANAKA sang BHARADVAJA adalah seorang biarawan Buddha pengemis yang biasanya meminta sedekah dengan mengangkat mangkuknya. Setelah ia memperoleh pencerahan, ia pun dijuluki The Raised Bowl Lohan atau Lohan Pengangkat Mangkuk. Kata mangkuk sedekah, Bo, dipinjam dari Bahasa Sansekerta, mengambil huruf pertama dari tiga suku kata aslinya, karena tidak ada kata yang seperti itu di cina. Pada awalnya, mangkuk itu terbuat dari logam. Saat ini, mangkuk itu ditemukan pada umumnya terbuat dari setengah tempurung kelapa yang halus sempurna atau kayu beech warna merah. Penggunaannya, yang untuk menampung makanan sedekah, tetap tidak berubah.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Sejarah 18 Arahat / 18 Lohan / Shíbā Luóhàn BAGIAN 12




Sejarah 18 Arahat / 18 Lohan / Shíbā Luóhàn BAGIAN 12

PINDOLA SANG BHARADVAJA / DEER-SITTING LOHAN / LOHAN MENDUDUKI RUSA

"Dengan sangat bermartabat duduk di atas seekor rusa. Seolah-olah dalam pemikiran mendalam. Dengan ketenangan yang sempurna. Berada di atas kepuasan mengejar hal-hal duniawi"


Pindola sang Bharadvaja, berasal dari keluarga kasta Brahmana tertinggi, sebelumnya beliau adalah seorang pejabat pemerintah yang kuat dalam sebuah kerajaan India yang sangat dipercaya oleh raja. Suatu hari ia tiba-tiba memutuskan untuk menjadi seorang biarawan dan tidak mengindahkan permohonan dari raja, ia meninggalkan kerajaan untuk bergabung dalam sebuah biara di pegunungan. Suatu hari, ia muncul di depan istana dengan mengendarai seekor rusa. Para penjaga kerajaan yang mengenalinya segera melaporkan kepada raja yang kemudian keluar untuk menyambutnya. Raja mengatakan bahwa dia bisa memiliki posisinya kembali kalau dia menginginkannya. Bharadvaja menolak dan mengatakan bahwa dia kembali untuk meminta raja untuk bergabung dengannya. Setelah percakapan yang panjang, berbagai metafora digunakan untuk menjelaskan dosa perihal makan daging dan nafsu duniawi, akhirnya dia meyakinkan raja, yang kemudian turun tahta dan mengikuti Bharadvaja menjadi seorang biarawan.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Sejarah 18 Arahat / 18 Lohan / Shíbā Luóhàn BAGIAN 11




KALIKA / ELEPHANT-RIDING LOHAN / LOHAN PENGENDARA GAJAH

"Sering digambarkan mengendarai seekor gajah. Lantang dalam melantunkan sutra. Dengan hati untuk kemanusiaan dan mata yang dapat menjelajah ke 4 penjuru alam semesta"


KALI dalam bahasa Sansekerta berarti gajah. Dan KALIKA, seorang penunggang gajah, atau seorang pengikut KALI. Gajah, dilambangkan mempunyai semangat dan kekuatan besar, ketahanan dan ketekunan, melambangkan kekuatan Sang Buddha. Lohan Kalika dahulu adalah seorang pawang gajah yang kemudian menjadi seorang biarawan yang dengan amal dan pahala nya kemudia mencapai pencerahan. Terkait dengan profesinya terdahulu, ia sering digambarkan menunggangi / bersama dengan seekor gajah.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Dhammapada Ayat 16 - Kisah Upasaka Dhammika




Di Savatthi ada seseorang yang bernama Dhammika. Ia seorang umat yang berbudi luhur dan sangat gemar memberikan dana. Selain sering memberikan dana makanan serta kebutuhan lain kepada para bhikkhu secara tetap, juga sering berdana pada waktu-waktu yang istimewa. Pada kenyataannya, ia merupakan pemimpin dari lima ratus umat Buddha yang berbudi luhur dan tinggal di dekat Savatthi. Dhammika mempunyai tujuh orang putra dan tujuh orang putri. Sama seperti ayahnya, mereka semuanya berbudi dan tekun berdana.


Ketika Dhammika jatuh sakit, dan berbaring di tempat tidurnya ia membuat permohonan kepada Sangha untuk datang kepadanya, untuk membacakan paritta-paritta suci di samping pembaringannya. Ketika para bhikkhu membacakan “Mahasatipatthana Sutta”, enam kereta berkuda yang penuh hiasan dari enam alam surga datang mengundangnya pergi ke masing-masing alam. Dhammika berkata kepada mereka untuk menunggu sebentar, takut kalau mengganggu pembacaan sutta. Bhikkhu-bhikkhu itu berpikir bahwa mereka disuruh untuk berhenti, maka mereka berhenti dan kemudian meninggalkan tempat itu.

Sesaat kemudian, Dhammika memberitahu anak-anaknya tentang enam kereta kuda yang penuh hiasan sedang menunggunya. Ia memutuskan untuk memilih kereta kuda dari surga Tusita dan menyuruh salah satu dari anaknya memasukkan karangan bunga pada kereta kuda tersebut. Kemudian ia meninggal dunia, dan terlahir kembali di surga Tusita. Demikianlah orang berbudi luhur berbahagia di dunia ini sama seperti di alam berikutnya.

Hal ini dibabarkan Sang Buddha sebagai syair 16 berikut: Di dunia ini ia bergembira, di dunia sana ia bergembira; pelaku kebajikan bergembira di kedua dunia itu. Ia bergembira dan bersuka cita karena melihat perbuatannya sendiri yang bersih.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Sejarah 18 Arahat / 18 Lohan / Shíbā Luóhàn BAGIAN 10




NANDIMITRA / THE RAISED PAGODA LOHAN / LOHAN PENGANGKAT PAGODA

"Sebuah pagoda tujuh tingkat. Dengan keajaiban dan keunggulan kekuatan Buddha. Kuat tanpa amarah"


Menurut legenda, NANDIMITRA adalah murid terakhir Sang Buddha. Di dalam ingatan gurunya yang terkasih, Nandimitra sering membawa sebuah pagoda yang dibuat khusus, menandakan bahwa Buddha selalu ada di sana, selama-lamanya. Sebelum pengenalan ajaran Buddha ke Tiongkok, tidak ada pagoda di negeri ini. Orang Cina harus membuat sebuah penamaan baru, dari suku kata pertama dari kata Sansekerta asli, untuk menyebut struktur bangunan arsitektur yang unik ini. Dalam ajaran Buddha, pagoda merupakan wadah untuk tulang Buddha, dan karena itu melambangkan iman.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Dhammapada Ayat 15 - Kisah Cundasukarika


Pada suatu dusun tidak jauh dari Vihara Veluvana, hidup seorang penjagal babi yang sangat kejam dan keras hati, bernama Cunda. Ia adalah penjagal babi yang sudah berusia lebih dari lima puluh tahun; selama hidupnya dia belum pernah melakukan suatu perbuatan yang bermanfaat. Sebelum dia meninggal, dia sakit parah dan mengalami penderitaan yang berat.
Dia mendengkur, berteriak-teriak dan seperti babi selama tujuh hari. Sebelum meninggal dunia, dia mengalami penderitaan seperti kalau dia berada di neraka (niraya). Pada hari ketujuh, penjagal babi itu meninggal dunia, dan dilahirkan kembali di Neraka Avici (Avici Niraya).
Beberapa bhikkhu yang dalam beberapa hari berturut-turut mendengar teriakan teriakan dan kegaduhan dari rumah Cunda berpikir, pastilah Cunda sedang sibuk membunuhi lebih banyak babi. Mereka berpendapat bahwa Cunda adalah seorang yang sangat kejam dan keji.
Yang tidak mempunyai cinta kasih dan belas kasihan sedikitpun. Mendengar pergunjingan para bhikkhu tadi, Sang Buddha berkata, “Para bhikkhu, Cunda tidak sedang membunuhi lebih banyak babi. Perbuatan jahatnya yang lampau telah berbuah. Karena rasa sakit yang sangat akibat penyakit yang dideritanya, ia melakukan hal-hal yang tidak normal. Sekarang ia telah meninggal dan terlahir di alam neraka. Oleh karena itu, seseorang yang melakukan perbuatan jahat akan selalu menderita akibat dari perbuatan jahat yang dilakukannya; dia menderita dalam dunia ini sama seperti pada alam berikutnya”.
Hal itu diwejangkan oleh Sang Buddha dengan membabarkan syair 15 berikut ini: Di dunia ini ia bersedih hati, di dunia sana ia bersedih hati; pelaku kejahatan akan bersedih hati di kedua dunia itu. Ia bersedih hati dan meratap karena melihat perbuatannya sendiri yang tidak bersih.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Sejarah 18 Arahat / 18 Lohan / Shíbā Luóhàn BAGIAN 9




NAKULA / THE MEDITATING LOHAN / LOHAN MEDITASI

"Diam-diam mengolah pikiran. Sebuah wajah yang tenang dan terkendali. Tenang dan sangat berwibawa. Untuk memasuki Surga Barat"


Menurut tradisi, NAKULA / PAKULA pada awalnya seorang pejuang dengan kekuatan besar. Dia berhenti dari hidup berjuang / membunuh untuk menjadi biarawan, yang pada akhirnya berhasil mencapai pencerahan melalui meditasi terus menerus. Namun, karena profesinya terdahulu, dia masih banyak memancarkan kekuatan fisik bahkan selama meditasi. Dalam mitologi, pengaruh Lohan ini meluas sampai seluruh India, dan dianggap salah satu murid favorit Buddha. Kadang-kadang, dia digambarkan sebagai guru, memegang tali tasbih Buddha dengan seorang anak kecil di sampingnya.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Sejarah 18 Arahat / 18 Lohan / Shíbā Luóhàn BAGIAN 8




VAJRAPUTRA / THE LAUGHING LION LOHAN / LOHAN SINGA TERTAWA

"Suka bermain-main dan bebas dari rintangan. Seperti anak harimau yang melompat-lompat dengan gembira. Dapat dengan mudah merubah ketegangan menjadi tenteram. Penuh suka cita dengan semua makhluk hidup"


VAJRAPUTRA secara harfiah berarti "Manusia Kucing”. Dia adalah seorang pemburu singa sebelum menjadi pengikut Buddha. Setelah memperoleh pencerahan, seekor singa kecil datang bermain-main disisinya. Hewan itu terlihat berterimakasih kepadanya karena menghentikan pekerjaannya berburu singa, sehingga menyelamatkan orangtua dan saudara-saudaranya. Sejak itu, Vajraputra dan singa kecil itu tidak terpisahkan. Sang singa dengan auman yang mengguncang bumi, melambangkan Buddha yang tidak terkalahkan. Oleh karena itu, sangat umum jika menemukan sepasang singa berdiri menjaga di depan gerbang sebuah kuil Buddha atau biara di Tiongkok.

Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

3. 功德宝山神咒 KUNG TE PAU SAN SEN COU




MANTRA MELEPAS PAHALA YG TELAH DIKUMPULKAN KEHIDUPAN INI DAN LAMPAU (Catatan: Umat harus telah berbuat banyak tabungan kebajikan, namun permohonan belum terkabul. Maka bacalah mantra ini, utk memperlancar rejeki, usaha, jodoh kesehatan, karena akan melepas tabungan pahala Anda).

南无佛驮耶 。 南无达摩耶 。 南无僧伽耶 。 唵 。 悉帝护噜噜 。 悉都噜 。 只利波 。 吉利婆 。 悉达哩 。 布噜哩 。 娑缚诃 。


NA MO FU THUO YE 。 NA MO TA MO YE 。 NA MO SENG CHIE YE 。 OM 。 SI TI HU LU LU 。 SI TU LU 。 CE LI PO 。 CI LI PHO 。 SI TA LI 。 PU LU LI 。 SA WA HO 。

GUNARATNASAILA MANTRA

(Umat yang pernah berbuat jahat, lalu ia menyesal, bertobat dan tekun membaca Dharani ini sampai akhir penghidupannya, ia tidak akan jatuh ke dalam neraka Avici. Ia akan terlahir di alam bahagia. Sumber : Yuen-yin-wang-sheng ci)
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.