Kamis, 30 Juni 2016

Manjusri Bodhisattva




Manjusri Bodhisattva adalah seorang Bodhisattva (individu yang tercerahkan) dalam tradisi Agama Buddha Mahayana dan Vajrayana. Manjusri adalah seorang bodhisattva yang dikaitkan dengan kebijaksanaan, pengajaran dan kesadaran dan dalam tradisi Vajrayana merupakan dewa meditasi (yidam), yang menggambarkan kebijaksanaan yang tercerahkan. Menurut sejarah, kitab suci Mahayana menjelaskan bahwa Manjusri adalah seorang pengikut Buddha Gautama, walaupun ia tidak disebutkan dalam kitab suci Pali.

Beliau di dalam daftar semua Bodhisattva, termasuk yang paling utama di bidang menegakkan Buddha Dharma, beliau juga dinamai "Pangerannya Dharma". Menurut kitab suci Agama Buddha yang benama "Sutra Shurangama Samadhi", beliau telah menjadi Buddha, pada kalpa-kalpa (hitungan waktu berjuta-juta tahun), yang tak terhitung lamanya, di masa yang lampau, dan dinamai "Sang Tathagata Yang Telah Mengatasi, Atau Telah Dapat Membangunkan Benih Ular Naga, Atau Telah Mampu Membangunkan Kundalini Saktinya".

Menurut pemahaman Buddhisme Mahayana, Bodhisattva Manjusri diwujudkan sebagai sosok Bodhisattva yang memegang sebatang pedang kebijaksanaan (perlambang pemutus kekotoran batin) dan mengendarai singa berbulu emas (simbol keperkasaan menaklukkan kekuatan jahat), kadang kala dilukiskan juga dalam kondisi duduk di atas bunga teratai (melambangkan kemurnian).

Jika Bodhisattva Avalokitesvara dikatakan sebagai manifestasi welas asih terluhur, maka Bodhisattva Manjusri dikenal sebagai manifestasi kebijaksanaan tertinggi. Ini dikarenakan Bodhisattva Manjusri merupakan Buddha masa lalu yang terus menerus bermanifestasi dengan kekuatan kebijaksanaan sejati. Dalam kitab Shuranggama Samadhi Sutra, Buddha Sakyamuni menjelaskan bahwa Bodhisattva Manjusri merupakan Buddha masa lalu yang bernama Tathagata LongzhongShangzunwang.

Manjusri dikenal memiliki kebijaksanaan dan kemampuan berbicara yang unggul, sanggup mengalahkan para penganut dari 96 aliran tirtika dalam hal perdebatan. Setelah menjadi siswa Buddha Sakyamuni, Manjusri berhasil menguasai suatu tingkat samadhi Shuranggama. Dengan kekuatan samadhi Shuranggama ini Manjusri melakukan berbagai metode yang sangat bijaksana dalam membimbing para makhluk, bahkan setelah 450 tahun Parinirvana Buddha Sakyamuni, Manjusri masih tetap melakukan tugas pengajaran Dharma. Dalam jajaran siswa tingkat Bodhisattva, beliau menduduki posisi sebagai siswa paling terkemuka dalam hal kebijaksanaan. Oleh karena itu, beliau juga dijuluki sebagai Pangeran Dharma Manjusri. Sekitar tiga ratusan sesi pembabaran filosofi Mahayana oleh Buddha Sakyamuni, Manjusri selalu hadir sebagai ketua dari Komunitas Bodhisattva.

Hari lahir Wen Shu Phu Sa di rayakan pada tanggal 4 bulan 4 Imlek. Meskipun bagi orang awam kurang mendapat perhatian, tapi bagi pengikut Buddhis aliran Chan (Zen) menganggapnya sebagai hari besar yang diperingati secara khusus setiap tahunnya.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar