Senin, 11 Juli 2016

EMPAT KEBENARAN MULIA / THE FOUR NOBLE TRUTHS - KEBENARAN KETIGA DUKKHA NIRODA (BAGIAN 4)




3. KEBENARAN TENTANG LENYAPNYA PENDERITAAN / DUKKHA NIRODA

Di dalam Sammaditthi Sutta dikatakan berhentinya penderitaan adalah pemudaran dan penghentian tanpa sisa, penyerahan, pelepasan, membiarkan pergi, dan penolakan nafsu keinginan. Jadi Sang Buddha mengajarkan bahwa keinginan berlebihan yang melekat dapat dihilangkan dari pikiran kita. Ketika keinginan manusia menjadi wajar, tidak melekat, tidak serakah maka kebahagiaan sejati (Nibbana) telah ia alami.


Nibbana sebagai kedamaian atau kebahagiaan sejati adalah ketika penderitaan lenyap, ketika akar penderitaan yaitu keserakahan (Lobha), kebencian (Dosa) dan kebodohan batin (Moha) telah lenyap. Itulah Nibbana, kebahagiaan sejati yang saat ini dapat kita alami karena sifat keserakahan, kebencian dan kebodohan batin dapat kita hancurkan saat ini juga dengan ketidakserakahan atau ketidakmelekatan (berdana), ketidakbencian atau cinta kasih dan welas asih, serta dengan kebijaksanaan sejati.

Istilah Nibbana secara harfiah berarti "padam", serta mengacu ke pemadaman api keserakahan, kebencian dan kegelapan-batin. Sang Buddha, juga menggunakan ungkapan-ungkapan lain untuk menggambarkan keadaan ini:
1. Kelanggengan (Amata)
2. Pernaungan Yang Aman (Khema)
3. Kedamaian (Santa)
4. Perlindungan (Tana)
5 Kebahagiaan Tertinggi (Paramam Sukham)
6. Penghancuran Keinginan Rendah (Tanhakkhaya)
7. Keabadian (Dhura)

Apa itu Nibbana? Ada pendapat yang menganggap bahwa Nibbana identik dengan kemusnahan dari pribadi (Inggeris: annihilation). Sang Buddha menegaskan bahwa pandangan ini salah.

Apabila seorang telah membebaskan batinnya, para dewa sekalipun tak dapat menjejakinya, walau mereka berpikir: “Ini adalah kesadaran Tathagata.” Mengapa? Disebabkan karena Buddha tak terjejaki. Walau Saya berkata demikian, beberapa pertapa dan Brahmin, salah menafsirkan, bertentangan dengan kenyataan, mereka berkata: “Pertapa Gotama adalah berpandangan nihilis, sebab dia mengajarkan pemotongan, penghancuran, hilangnya keberadaan secara menyeluruh,” tapi Saya tidak mengatakan demikian. Dari dulu sampai sekarang, Saya hanya mengajarkan tentang Penderitaan dan penghentian Penderitaan.

Sang Buddha mengatakan bahwa beliau hanyalah seorang penunjuk jalan menuju kebahagiaan sejati (Nibbana). Beliau mengajarkan bagaimana melatih diri untuk mengendalikan sifat-sifat negatif. Buddha tidak bisa membawa sesorang ke Nibbana karena Nibbana hanyalah sebuah kondisi batin (pikiran, perasaan) yang berbeda pada setiap orang. Yang dapat membuat diri kita mengalami Nibbana (kebahagiaan sejati) adalah diri sendiri dengan melatih seperti yang diajarkan beliau yakni Jalan Mulia Berunsur Delapan. Jadi berhentinya penderitaan (dukkha) sama artinya dengan tercapainya Nibbana.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar