Senin, 11 Juli 2016

JALAN MULIA BERUNSUR DELAPAN / THE NOBLE EIGHTFOLD PATH




Pada artikel sebelumnya, Cetya Tathagata telah menjelaskan secara garis besar mengenai ajaran yang pertama kali diperkenalkan oleh Sang Buddha yaitu Empat Kebenaran Mulia. Pada butir ke 4 dijelaskan mengenai jalan menuju lenyapnya penderitaan (dukkha) dan mencapai kebahagiaan sejati dengan jalan yang dinamakan JALAN MULIA BERUNSUR DELAPAN. Apakah sebenarnya Jalan Mulia Berunsur Delapan itu? Artikel mengenai Jalan Mulia Berunsur Delapan ini akan dibagi menjadi 5 bagian artikel


PENGERTIAN JALAN MULIA BERUNSUR DELAPAN / THE NOBLE EIGHTFOLD PATH (BAGIAN 1)

Jalan Mulia Berunsur Delapan (Bahasa Pali: Ariyo Aṭṭhaṅgiko Maggo; Bahasa Sanskerta: Ārya 'ṣṭāṅga mārgaḥ) merupakan ajaran utama agama Buddha yang menjelaskan "Jalan" menuju lenyapnya Penderitaan (Dukkha) dan mencapai pencerahan. Jalan Mulia Berunsur Delapan merupakan bagian keempat dari Empat Kebenaran Mulia. Bagian pertama dari Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah Pengertian Benar akan Empat Kebenaran Mulia yang juga dikenal sebagai "Jalan Tengah".

Berdasarkan Sutta-sutta dalam Tipitaka, Jalan Mulia Berunsur Delapan ditemukan kembali oleh Siddharta Gautama dalam upayanya mencapai pencerahan. Sutta menggambarkannya sebagai sebuah jalan tua yang dilalui dan diteladani olah para buddha sebelumnya. Jalan Utama Berunsur Delapan membantu pemeluk agama Buddha menuju ke kehidupan yang mulia.

“Di antara semua jalan, maka "Jalan Utama Berunsur Delapan" adalah yang terbaik; di antara semua kebenaran, maka "Empat Kebenaran Mulia" adalah yang terbaik.

Di antara semua keadaan, maka keadaan tanpa nafsu adalah yang terbaik; dan di antara semua mahluk hidup, maka orang yang 'melihat' adalah yang terbaik. Inilah satu-satunya 'Jalan'. Tidak ada jalan lain yang dapat membawa pada kemurnian pandangan. Ikutilah jalan ini, yang dapat mengalahkan Mara (penggoda).

Dengan mengikuti jalan ini, engkau dapat mengakhiri penderitaan. Dan jalan ini pula yang kutunjukkan setelah aku mengetahui bagaimana cara mencabut duri-duri (kekotoran batin).

Engkau sendirilah yang harus berusaha, para Tathagata hanya menunjukkan 'Jalan'. Mereka yang tekun bersemadi dan memasuki 'Jalan' ini akan terbebas dari belenggu Mara.”

— Dhammapada 273-276,
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar