Minggu, 31 Juli 2016

KISAH 100 BUDDHA & BODHISATTVA (PANCA DHYANI BUDDHA / LIMA BUDDHA KEBIJAKSANAAN / THE FIVE WISDOM BUDDHAS / WU ZHI RU LAI / 五智如来) - VAIROCANA BUDDHA / PI LU ZHE NA FO / 毘盧遮那佛 / वैरोचन (BUDDHA KE-1)




Buddha Vairocana / Pi Lu Zhe Na Fo adalah Buddha yang sering ditafsirkan sebagai tubuh yang terberkati dari Buddha Gautama. Buddha Vairocana juga disebut sebagai Buddha Dharmakaya / Buddha Cahaya Matahari Yang Agung. Dalam Buddhisme China-Jepang, Buddha Vairocana juga dianggap sebagai penubuhan dari konsep sunyata atau ketiadaan. Dalam konsep Panca Dhyani Buddha mahzab Vajrayana, Buddha Vairocana terletak di tengah dan berwarna putih.

Buddha Vairocana pertama kali disebutkan dalam Brahma Jala Sutra:

"Kini, Aku, Buddha Vairocana duduk di atas lapik teratai; dari seribu bunga teratai yang mengelilingiku, terdapat seribu Buddha Sakyamuni. Tiap bunga mendukung ratusan juta dunia; di tiap dunia itu Buddha Sakyamuni muncul. Semuanya duduk bertapa dibawah pohon Boddhi, semuanya secara bersamaan mancapai tingkat kebuddhaan. Semua para buddha yang tak terhitung banyaknya ini memiliki Vairocana sebagai tubuh aslinya."

Dalam bahasa Sansekerta, makna / arti dari Vairocana adalah "Cemerlang" / "Termahsyur" / "Dia Yang Seperti Cahaya Matahari". Maka daripada itu, Buddha Vairocana juga sering disebut sebagai "Buddha Cahaya Matahari Yang Agung".

Diceritakan bahwa Buddha Vairocana dahulunya adalah seorang pengajar / mentor dari Bhumi-Dhara Bodhisattva. Pada saat Buddha Vairocana muncul ke dunia, seorang umat awam, setelah mendengarkan Dharma dari Beliau, kemudian bersumpah untuk membangun jembatan-jembatan dan memperbaiki jalan-jalan untuk kesejahteraan masyarakat. Sejak saat itu, umat tersebut secara konsisten melakukan perjalanan ke berbagai tempat, membangun sebuah jalan ketika tertutupi oleh bukit, membangun jembatan untuk menyeberangi sungai, dan memperbaiki apabila menemukan jalan-jalan yang rusak. Dimanapun ia melihat seorang yang sudah tua renta ataupun seorang anak kecil yang sedang membawa suatu beban yang berat, ia akan dengan segera menghampiri mereka dan membantu mereka membawa beban tersebut hingga ke tempat tujuan.

Pada satu kesempatan, ketika ia mendengar kabar bahwa Sang Raja telah mengundang Sang Buddha Vairocana untuk memberikan sedekah, ia dengan segera memperhalus permukaan jalan yang ia perkirakan akan dilawati oleh Buddha Vairocana. Dan ia dengan penuh hormat berdiri di sisi jalan menunggu kedatangan Beliau. Senang dengan permukaan jalan yang mulus, Buddha Vairocana mengangkat tangan-Nya dan diletakkan di kepala umat tersebut dan berkata:

"Anda telah bersumpah untuk memperbaiki jalanan yang rusak. Setelah melaksanakan semua hal tersebut, pikiran Anda pun menjadi tenang. Anda akan segera mencapai apa yang menjadi tujuan Anda."

Mendengar hal tersebut, sang umat dengan tiba-tiba menyadari untuk mendapati bahwa tubuhnya telah terpisah dari dunia ini. Dirinya menjadi murni tanpa ada sedikit pun kekotoran batin dan kemudian ia menjadi Arahat. Dalam kelahiran selanjutnya, sang umat ini dikenal dengan sebutan Bhumi-Dhara Bodhisattva.

Vairocana Dhyani Buddha kedudukannya berada di tengah atau di pusat. Dengan sikap Witarka-Mudra, yaitu telapak tangan kiri terbuka di atas pangkuan, telapak tangan kanan di atas lutut kanan, tiga jari: tengah, manis, dan kelingking ke atas, ibu jari dan telunjuk membentuk lingkaran, artinya telah menguasai Tiga Loka (Triloka).

Vairocana berarti Sumber Cahaya. Memiliki warna putih, dengan unsur Panca Bhuttha Tanah, unsur Panca Skandha Rupa, dan unsur Panca Indera Penciuman.

Foto Cetya Tathagata Jakarta.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar