Jumat, 01 Juli 2016

KISAH 12 DEWA PELINDUNG 12 SHIO & 12 PANGLIMA YAKSA BHAISAJYAGURU BUDDHA - BAGIAN 8




DEWA PELINDUNG SHIO KUDA (马) - MAHASTAMAPRAPTA BODHISATTVA / TA SHE CE PHU SA
Nama Bodhisattva Mahasthamaprapta dari bahasa sansekerta. terdapat beberapa versi terjemahannya, yang semuanya berbeda-beda. Menurut kitab suci Agama Buddha yang dinamai :”Sutra mengenai hal-hal yang harus dituruti, agar dapat dicapai kehidupan yang lamanya tak dapat diukur”.

Cahaya Kebijaksaan Beliau itu mendominasi secara universal dan menyebabkan makhluk-makhluk hidup dapat terpisah dari tiga jalan kejahatan. Ketika Bodhisattva Mahasthamaprapta itu menggunakan kekuatan Beliau yang maha hebat, sehingga beliau dinamakan Bodhisattva yang mempunyai kekuatan yang sangat besar.

Di tanah suci yang para penghuninya dapat menghayati kehidupan dengan memperoleh berkah keselamatan (dari Tuhan Yang Maha Esa) dan kebahagiaan yang paling tinggi yang diperintah oleh Hyang Buddha Amitabha, terdapat dua Bodhisattva yang memperoleh kehormatan. Yang satu adalah Bodhisattva Avalokitesvara, yang melambangkan berkah, keselamatan dan cinta kasih serta welas asih. Yang seorang lagi adalah Bodhisattva mahasthamaprapta, yang melambangkan inteligensi dan kebijaksanaan.

Kedua Bodhisattva ini adalah pembantu utama dari Buddha Amitabha. Demikianlah, di Tanah Suci (Surga Sukhavati), Buddha Amitabha dan dua orang Bodhisattva yakni Bodhisattva Avalokitesvara dan Bodhisattva Mahastamaprapta.

Bodhisattva Mahastamaprapta mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Buddha Amitabha dan Bodhisattva Avalokitesvara. Sebelum Hyang Amitabha mencapai buah dari ke-Buddha-annya, Bodhisattva Mahasthamaprapta telah memberikan pelayanannya sebagai pembantu utama Calon Buddha itu bersama-sama dengan Bodhisattva Avalokitesvara.

Pada zaman yang akan datang, Bodhisattva Mahasthamaprapta itu akan mengikuti Bodhisattva Avalokitesvara untuk mencapai tingkat Kebuddhaannya. Dan Beliau akan dinamai Buddha Raja yang berhiaskan intan berlian dan bertahta di singgasana jasa-jasa kebaikan dan kebajikan kebajikan yang tinggi.

Menurut Kitab suci Agama Buddha yang dinamai Sutra Shurangama, Bodhisattva Mahasthamaprapta telah melatih samadhi dengan menyebut secara berulang-ulang nama Buddha sebagai dasar berpijaknya meditasinya. sehingga Beliau dapat mengajarkan kepada makhluk-mahluk hidup agar juga menyebut, mengucap secara berulang-ulang nama Buddha yang dapat merupakan Pembuka Pintu Dharma.

Pikiran Beliau telah dituangkan didalam kalimat sebagai berikut : ” Karena Sang Buddha telah memiliki belas kasihan yang sangat mendalam kepada semua makhluk hidup, maka para Tathagata yang menghuni di sepuluh penjuru mata angin itu selalu memikirkan semua mahkluk pula. Apabila mahkluk-makhluk ingat kepada Hyang Buddha dan menyebut secara berulang-ulang nama Beliau, maka karena pada saat kematiannya kelak akan dapat melihat dan bertemu dengan Hyang Buddha.”

Ajaran Bodhisattva Mahasthamaprapta itu berupa : “Agar manusia belajar mengontrol, menguasai, mengendalikan ke-Enam Akar (atau benih dari fikiran yang kurang baik), dan belajar berfikir secara terus-menerus mengenai kemurnian, agar dapat dicapai keadaan samadhi”.

Pintu Dharma ini telah diterima oleh umat Buddha Mahayana Sekte Tanah Suci sebagai aturan penting untuk diikuti.

PANGLIMA YAKSA PELINDUNG SHIO KUDA (马) - PANGLIMA YAKSA SANDIRA / SAMTHILA / 珊底罗大将
Penjelmaan dari Akhasagarbha bodhisattva , melindungi orang yang lahir pada jam 11 – 1 siang. Memiliki tubuh berwarna merah dengan wajah ekspresi marahnya, dengan mahkota berkepala kuda membawa tombak pendek bermata tiga. Beliau mempunyai tubuh penjelmaan sebagai bentuk wanita.


Foto Cetya Tathagata Jakarta.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar