Konon, (Bodhisattva) Bhaisajya Raja dan (Bodhisattva) Bhaisajya Samudgata adalah dua bersaudara pada zaman India kuno. Mereka merupakan ahli penyembuhan (kedokteran) dan juga ahli obat-obatan.
Menurut sutra Bhaisajya Raja dan Bhaisajya Samudgata, Bhaisajya Raja sebagai Sang Kakak disebut Xing Su Guang (星宿光, yang artinya artinya "cahaya bintang"), sedangkan Sang Adik, Bhaisajya Samudgata dipanggil Dian Guang Ming (電光明, yang berarti "cahaya listrik") . Selain menguasai ilmu pengobatan, mereka juga memiliki hati yang lembut bagaikan Bodhisattva. Mereka banyak menyelamatkan nyawa orang-orang miskin dengan menyembuhkan dan memberikan obat-obatan kepada mereka. Mereka juga sering berkunjung membawa obat-obatan dan mengobati para bhiksu yang tinggal di kuil Bhiksu Adityagarbha. Oleh karena itu, Bhaisajya Raja dan Bhaisajya Samudgata dipuji dan dihormati semua orang.
Kebajikan dari kontribusi Bhaisajya Raja dan Bhaisajya Samudgata dalam memberikan pelayanan kesehatan (penyembuhan) dan perbuatan bajik lainnya membuat mereka mencapai tingkat Bodhisattva. Tentang hal ini, Sakyamuni Buddha berkata kepada Maitreya:
"Bhaisajya Raja telah mempraktekkan Brahmancariya (cara hidup suci) dalam waktu yang lama, dan sekarang telah menggenapi semua sumpahnya. Di masa depan, ia akan menjadi Buddha bernama Jing Yan (净眼) atau Tathagata Mata Murni. Bhaisajya Samudgata juga akan menyusul mencapai pencerahan, dan menjadi Buddha bernama Jing Zang (净藏) atau Tathagata Bendahara Murni. "
Praktisi Medis (pengobatan) Buddhis beranggapan bahwa hati/jiwa Bodhisattva yang “menyelamatkan hidup” adalah lebih unggul daripada mendirikan pagoda tujuh tingkat. Bahkan, semua orang yang pernah disembuhkan oleh Bhaisajya Raja dan Bhaisajya Samudgata turut mengharapkan agar keduanya menyempurnakan praktik Bodhisattva mereka dan mencapai Kebuddhaan.
Bhaisajya Raja and Bhaisajya Samudgata were two brothers who lived in ancient India. They were experts in medical science and pharmacology.
According to the sutra of Bhaisajya Raja and Bhaisajya Samudgata, the elder brother Bhaisajya Raja was called Xing Su Guang (literally "light of stars"), while the younger brother Bhaisajya Samudgata was called Dian Guang Ming (meaning "brightness of electrical light”). They not only were good at medical skill, but also had the tender heart of a Bodhisattva. They saved the lives of many poor people by healing them of their illnesses and giving them medicine. Taking fine medicine with them, they frequented temples where Adityagarbha Bhiksu and other monks stayed, and treated their illnesses. Therefore, they gained praise and respect of all people.
The meritorious deeds of Bhaisajya Raja and Bhaisajya Samudgata who contributed medical services and performed the wholesome acts were so fruitful that they both attained bodhisattvahood. Being informed of this, Sakyamuni Buddha told Maitreya Buddha:
"Bhaisajya Raja practises Brahmancariya for a long time, and has now accomplished all his vows. In the future, he will become Buddha, named Jing Yan or Tathagata of Pure Eyes. Bhaisajya Samudgata would also attain enlightenment after him, named Jing Zang or Tathagata of Pure Store."
The Buddhist medical practitioner always cherishes the heart of a Bodhisattva for the merit of saving a live excels that of setting up a seven-storeyed pagoda. In fact, it had been the wish of all those treated by Bhaisajya Raja and Bhaisajya Samudgata that the two would perfect the practice of Bodhisattva and attained Buddhahood.
Source and translated from: 100 Buddhas in Chinese Buddhism by Lu Yanguang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar