Jumat, 01 Juli 2016

【Mantra Hati Shakyamuni Buddha】:versi tantrayana




“Om. Mouni. Mouni. Mahamouni. Shigamouni. Suoha” ( Pinyin )

【Mahamantra Shakyamuni Buddha untuk Mengikis Karma】:

“`Nán mó La dá nà shì jié ní. Dá tā é duō yě. Ā la hē dì sān miǎo qì sān méi tuó yě. Dá níng tā. Om. La dá ní la dá ní. Sū la dá ní. La dá nú nà pó wèi mó hè. La dá nà zhǐ luō ní. La dá nà sān pó wèi . suōpó hè.” ( Pinyin )

【Mengenal Pratima Shakyamuni Buddha】
Shakyamuni Buddha ( Shijiamounifo ) berwarna emas, tangan kanan membentuk Mudra Bhumisparsha, tangan kiri membentuk Mudra Dhyana, di atas Mudra Dhyana menopang sebuah patra yang berisi penuh amrta, tubuh mengenakan jubah trini-civarani, parasnya agung dan sempurna, memancarkan cahaya terang benderang, tubuh bagaikan vaidurya, duduk di atas padmasana putih, memasuki samadhi di tengah sinar manggala.

Shakyamuni Buddha adalah sasanapati Agama Buddha, Shakya adalah nama suku, sedangkan ‘Muni’ berarti yang berkebajikan agung, Seorang Suciwan yang mampu menjalankan kebajikan di surga, bumi, dan alam semesta. Maknanya adalah ‘Suciwan yang terlahir di suku Shakya’
Buddhisme eksoterik maupun esoterik, semua sangat menjunjung tinggi ‘Namo Guru Mula Sakyamuni Buddha.’

Shakyamuni Buddha ada dalam kedua mandala Tantra, dalam Garbhadhatu Mandala, Shakyamuni Buddha menjadi Adhinatha utama, sedangkan dalam Vajradhatu Mandala Ia sejajar dengan Amoghasiddhi Buddha. Dalam Mahavairocana Sutra tertulis : “Shakyamuni Buddha, sekujur tubuh berwarna emas, memancarkan sinar gemilang dari tiga puluh dua atribut keagungan, mengenakan kasaya berwarna yugamhdhara, bersila di atas padmasana putih, nirmanakaya membabarkan Dharma.”

Shakyamuni Buddha memiliki nama awam Siddhartha Gautama, terlahir pada penanggalan lunar tanggal delapan bulan empat di bawah Pohon Asoka di Taman Lumbini. Ia mencapai Kebuddhaan pada usia tiga puluh lima tahun, terlebih dahulu menuntun Lima Pertapa Kaundinya, kemudian menuntun Tiga Bersaudara Kasyapa, serta banyak siswa lainnya, dan bahkan para raja. Beliau sering membabarkan Dharma di Negeri Magadha, Kosala dan Vaisali. Pada saat berusia sekitar delapan puluhan, Ia mencapai Parinirvana di bawah Pohon Sala Kembar di tepi Sungai Hiranyavati.

Mantra Sakyamuni Buddha adalah : “Om. Mouni. Mouni. Mahamouni. Shigamouni. Suoha.” Yang berarti “Suciwan Berkebajikan Agung, Suciwan Yang Memberikan dan Menjalankan Belas Kasih Paling Agung.”

Ajaran Shakyamuni Buddha sangat agung dan mulia, kepada Hinayana, Beliau memutar Dharmacakra yang pertama di Taman Rusa Sarnath, Beliau mengajarkan “Duhkha, samudaya, nirodha, dan marga.”, inilah Catvariaryasatyani dalam Hinayana.
Duhkha, samudaya, nirodha dan marga, maksudnya adalah kehidupan di dunia ini banyak kerisauan batin dan banyak penderitaan ( duhkha ). Memang ada kesenangan, namun tidak banyak. Segala sesuatu di dunia ini pada akhirnya akan nirodha ( lenyap ). Sebelum Anda meninggal, Anda harus Mencerahi makna nirodha, dengan demikian Anda akan memahami ajaran Buddha.

Di dunia ini tidak ada kesenangan yang sejati. Kesenangan sangatlah singkat, lebih banyak penderitaan.

Anda menelaah semua penyebab penderitaan, sampai pada akhirnya tiada duhkha dan tiada sukha, dengan demikian tercapailah nirodha, saat itulah Anda akan merealisasikan Bodhi. Inilah duhkha, samudaya, nirodha dan marga yang dibabarkan oleh Sang Buddha kepada Hinayana dalam pemutaran Dharmacakra yang pertama.

Dalam pemutaran Dharmacakra yang ke-2, Beliau mengajarkan Prajnayana, Prajnaparamitayana, ini juga merupakan ajaran dari Sakyamuni Buddha, yaitu Sad-paramita. Untuk menjadi seorang Bodhisattva, yang pertama harus memberikan manfaat bagi insan lain, melakukan perenungan empati, kesetaraan, membangkitkan Bodhicitta untuk menuntun semua makhluk, inilah Prajnaparamitayana atau Bodhisattvayana.

Untuk menjadi seorang Bodhisattva Anda harus mempraktikkan dana, sila, ksanti (kesabaran), virya (ketekunan), dhyana (meditasi) dan Prajna, Sad-paramita menuntun para insan. Inilah Bodhisattvayana yang dibabarkan oleh Sakyamuni Buddha, Bodhisattvayana mengutamakan pengembangan Bodhicitta, Bodhicitta memandang semua makhluk adalah setara. Mahaguru dan Anda adalah setara, presiden dan saya adalah setara, Anda dan orang di bawah Anda juga setara, semua insan memiliki Buddhata. Selain itu juga harus memberikan manfaat bagi para insan, tidak mementingkan diri sendiri, berupaya demi para insan.

Berikutnya, Sakyamuni Buddha juga mengajarkan perenungan empati, apakah itu ? Inilah yang dikatakan oleh Konfusius : “Apa yang tidak ingin orang lain lakukan pada dirimu, jangan lakukan pada orang lain.” Apakah Anda rela difitnah ? Tidak. Maka Anda jangan memfitnah orang lain, apabila Anda bertentangan dengan hal ini berarti itu bukanlah Buddha Dharma. Apa yang tidak ingin orang lain lakukan pada dirimu, jangan lakukan pada orang lain.”, apa yang tidak Anda inginkan jangan menimpakannya pada orang lain, jangan menambah penderitaan orang lain.

Saya telah mengatakan, kita harus tahu balas budi, harus mengenang budi jasa orangtua. Bagaimana Anda bisa tumbuh ? Apakah tanpa orangtua Anda bisa tumbuh ? Tidak bisa.
Yang melahirkan adalah orangtua, yang memelihara dan mendidik juga adalah orangtua, meskipun yang merawat Anda bukanlah orangtua kandung, namun tetap saja sama dengan orangtua Anda sendiri. Kita harus tahu mengenang dan membalas budi ! Inilah yang diajarkan oleh Sang Buddha.

Dalam masa pemutaran Dharmacakra yang ke-2, Bhagavan Shakyamuni juga mengajarkan Pratyekabuddha, Mencerahi semua kebenaran semesta, setelah Mencerahi dvadasanga pratityasamutpada ( Dua belas sebab akibat saling bergantungan ) , maka disebut sebagai Pratyekabuddha, ini juga diajarkan oleh Shakyamuni Buddha.

Keagungan Buddha adalah Ia telah memutar Dharmacakra tiga kali, pemutaran terakhir adalah tantrayana, Beliau mengajarkan Anda mencapai Kebuddhaan, mengajarkan Anda terang akan batin dan menyaksikan Buddhata.

Ini semua diajarkan oleh Shakyamuni Buddha, di sinilah letak keagungan Beliau. Ada tiga hal yang utama, yaitu naiskramya-citta ( tekad untuk terbebas dari akar tumimbal lahir ), inilah yang paling penting. Anda jelas-jelas mengetahui dunia saha ini penuh penderitaan, mengejar apapun tidak bermanfaat, semua tidak dapat diperoleh, dalam Sutra Hati dikatakan. “Tiada suatu yang dapat diperoleh, oleh karena itulah Bodhisattva.” Dikarenakan tiada suatu apapun yang dapat Anda peroleh , maka Anda menjadi Bodhisattva.

Shakyamuni Buddha telah mengajarkannya, apakah Anda masih tidak memahami bahwa di dunia ini tiada suatu yang dapat diperoleh ? Setelah Anda memahami bahwa tiada suatu yang dapat diperoleh, barulah Anda Tercerahkan, menjadi seorang Bodhisattva yang benar-benar memberi manfaat bagi para insan.

Oleh karena itu semua jangan saling bertikai, berbagai persoalan di dunia , semua adalah karena pertikaian dan perebutan. Anda harus mempunyai kesetaraan, tekad memberi manfaat bagi para insan dan empati, pada akhirnya saat Anda memahami bahwa segala sesuatu di dunia ini tiada yang bisa diperoleh, maka Anda akan memahami semesta, Anda mampu melampaui semua menjadi Buddha. Inilah yang diajarkan oleh Shakyamuni Buddha.

Para bhiksu/ni saat ini, dikarenakan telah melepaskan keluarga duniawi, maka mereka memasuki keluarga Dharmaraja, melepaskan marga duniawi, mengenakan marga Shakya, hal ini dipopulerkan oleh Bhiksu Dao-an pada masa Dinasti Jin, namun dalam Agama Sutra memang dinyatakan : “Saat empat sungai telah bermuara di samudra, tiada lagi menyandang nama sungai, demikian pula setelah empat kasta meninggalkan keduniawian, semua disebut sebagai suku Sakya.” Inilah sebabnya mengapa semua siswa Sakyamuni Buddha mengenakan marga Sakya.

Banyak bhiksu/ni dan para umat yang mengetahui beberapa metode mengikis karmavarana, namun mereka tidak mengetahui bahwa Mantra Shakyamuni Buddha merupakan kunci rahasia yang sangat agung untuk mengikis karma buruk berat. Meskipun kebanyakan umat mengetahui bahwa Dharma yang ditransmisikan oleh Sang Buddha saat di dunia telah disusun dalam Tripitaka 12 bagian yang merupakan pusaka budaya Timur, namun mereka tidak mengetahui rahasia besar ini.

Dalam Kitab Karman, saya mengetahui bahwa sesungguhnya Shakyamuni Buddha adalah Raja Pahala Bhagavan Arahat Samyaksambuddha, ternyata dalam ajaran tantra, Shakyamuni Buddha sebagai sasanapati dunia saha ini merupakan yidam pertobatan dan mengikis rintangan karma.

Sadhaka yang menekuni Sadhana Raja Pahala Shakyamuni Buddha ini, dalam waktu tak lama akan memperoleh kemampuan mengetahui berbagai masa kehidupan, semua kehidupan lampau diri sendiri dapat dilihat bagaikan tepat berada di hadapan mata, seperti menyaksikan sebuah film, langsung memahami sebab akibat lampau, dengan penekunan sadhana ini, maka berbagai kehidupan lampau diri sendiri akan nampak sangat jelas.

Kunci dari sadhana ini ada pada sinar putih amrta, yang merupakan abhiseka dari Shakyamuni Buddha, menggunakan makna terunggul Kebuddhaan, melalui ubun-ubun memasuki sekujur tubuh, ini bermakna membuat pahala menjadi Mahaparipurna, oleh karena itu tentu saja ini merupakan Sadhana Tantra yang teragung untuk mengikis karmavarana.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar