Berbeda dengan kondisi di Uttarakuru, ajaran Buddha hanya ada di tiga benua lainnya, namun meski demikian anggota Sangha di tiga benua ini kerap melakukan pelanggaran dan bertindak tidak sesuai dengan Dharma. Karena Buddha pernah berpesan agar selalu melindungi Buddha Dharma, maka para Dewa pun tidak berani bersikap lalai dalam menjalankan misi mulia ini. Oleh karena itu, meskipun para bhiksu banyak melakukan pelanggaran sila, namun bila mereka melakukan satu kebajikan saja, maka pelanggaran-pelanggaran tersebut tidak akan dipersoalkan (oleh para Dewa). Meskipun para Dewa dapat merasakan aroma busuk alam manusia menebar sejauh 400.000 mil hingga ke atas langit, namun karena pesan dari Buddha pulalah maka para Dewa tetap berkenan mengunjungi alam manusia untuk memberi perlindungan. Lantas, Wei Tuo Pu Sa adalah satu dari 32 jendral surgawi yang paling gigih dalam melindungi Buddha Dharma. Setiap ada iblis Mara yang mengganggu para bhiksu, maka beliau akan segera datang untuk melindungi dan menyadarkan sesuai dengan sikon yang tepat. Bila beliau menemui 4 Raja Dewa, maka Raja Dewa akan menyambut beliau dengan sikap berdiri sebagai tanda hormat atas kegigihannya.
Akhirnya Wei Tuo Pu Sa sendiri datang mengunjungi Daoxuan. Wei Tuo Pu Sa lalu bercerita tentang kemerosotan agama Buddha di tanah India, dan perkembangannya di wilayah Tiongkok. Menurut beliau, para bhiksu di Tiongkok kerap melanggar sila namun masih memiliki rasa bersalah dan melakukan penyesalan. Meski batin mereka sering melakukan pelanggaran, namun perilakunya masih berusaha menjaga Sila. Itu pula sebabnya Wei Tuo Pu Sa sering memberi pesan kepada para Dharmapala lain bahwa asalkan terdapat satu kebajikan saja yang dilakukan oleh para bhiksu, maka lupakan saja seratus kesalahannya. Jika melihat ada yang melakukan pelanggaran, walau sampai meneteskan air mata (sedih, karena melihat pelanggaran yang dilakukan para bhiksu tersebut), tetap harus menjaga dan melindungi para pelanggar itu, agar tidak disesatkan oleh para iblis Mara hingga meninggalkan Buddhasasana.
Menurut Wei Tuo Pu Sa, pelanggaran Sila yang dilakukan oleh bhiksu di dunia kita ini (benua Jambudwipa) masih tidak seberapa dibandingkan dengan bhiksu di benua Aparagodaniya di penjuru Barat. Di Aparagodaniya, pemimpin vihara sangat berkuasa dan otoriter, mereka sanggup memobilisasi bhiksu yang berjumlah puluhan juta orang, hingga raja pun tidak sanggup melawan mereka. Mereka menyembunyikan emas di bawah stupa, dan di dapur menumpuk kepala ikan bagaikan gunung tingginya. Usus kambing menggantung lebih banyak daripada yang ada di tempat penjagalan. Namun dalam kondisi seperti inipun Wei Tuo Pu Sa masih berusaha melindungi mereka agar tidak semakin disesatkan oleh Mara.
Betapa besar belas kasih beliau kepada para anggota Sangha dan betapa tegarnya beliau menahan diri agar tidak terpancing amarah melihat perilaku buruk para bhiksu sebagai realisasi atas ikrar agung untuk selalu melindungi Buddhasasana. Hari lahir dari Wei Tuo Pu Sa diperingati pada tanggal 3 bulan 6 Imlek / Lunar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar