SILA 1 - TIDAK MENYAKITI & MEMBUNUH / ABSTAIN FROM KILLING ANY LIVING BEINGS
Sang Buddha berkata, "Hidup ini berharga bagi semua makhluk. Mereka memiliki hak untuk hidup yang sama seperti kita." Kita harus menghormati semua kehidupan dan tidak membunuh apa pun. Membunuh semut dan nyamuk juga melanggar sila ini. Kita harus memiliki sikap cinta kasih terhadap semua makhluk, berharap mereka untuk menjadi bahagia dan bebas dari bahaya. Merawat bumi, termasuk sungai dan udara.
Suatu pembunuhan telah terjadi apabila terdapat lima faktor, yaitu:
1. Ada makhluk hidup
2. Mengetahui bahwa makhluk itu masih hidup
3. Berniat untuk membunuh
4. Melakukan usaha untuk membunuh
5. Makhluk tersebut meninggal karena usaha itu
Apabila terdapat faktor dalam suatu tindakan pembunuhan, maka telah terjadi pelanggaran sila pertama. Karena sila sangat berpengaruh pada kamma, dan kamma inilah yang akan membawa kemana kita akan terlahir kembali. Untuk itu hindarilah diri kita dari perbuatan pembunuhan. Senantiasa menginginkan kesejahteraan bagi semua makhluk dilandasi dengan rasa cinta kasih. Jadi seorang umat yang melanggar pembunuhan hidupnya tidak tenang, umurnya relatife pendek, dan cenderung memiliki penyakit.
Dalam Samyutta Nikaya (III, 15), Buddha mengajarkan bahwa “pembunuh melahirkan pembunuh”. Di kisahkan seperti cerita dari keturunan Raja Bimbisara. Keturunan Raja Bimbisara ini adalah mereka yang membunuh ayahnya masing-masing. Salah satunya adalah anak dari Raja Bimbisara yaitu Raja Ajatasattu yang membunuh Raja Bimbisara atau ayahnya. Ini adalah kisah singkat mengenai pembunuh melahirkan pembunuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar