Jumat, 01 Juli 2016

Peringatan Hari Trisuci Waisak 2016 / 2560 B.E. di Cetya Tathagata Jakarta.




Puja Bakti dilanjutkan dengan Ritual Memandikan Rupang Buddha (Yi Fo) oleh sejumlah Pengurus dan Umat Cetya Tathagata Jakarta.

Makna dari Ritual Pemandian Rupang Buddha saat Perayaan Waisak ini adalah melambangkan pembersihan tubuh sang Buddha, setelah kita membersihkan tubuh sang Buddha maka berarti kita juga telah membersihkan diri kita sendiri dari segala noda dimasa lalu dan sejak saat ini menjadi bersih. Makna terpenting lagi adalah dengan mengikuti ritual ini kita akan mengerti bagaimana seharusnya melatih diri dalam dharma agar dapat mencapai tubuh suci sang tathagata seperti sang Buddha Sakyamuni yang memperoleh tubuh Dharmakaya yang suci.


Pentingnya Ritual Memandikan Rupang Buddha adalah sebagai pengingat bagi kita untuk:
-Membersihkan tubuh kita
-Menjalankan Pancasila Buddhis
-Membersihkan Pikiran dari keserakahan, kebencian dan kekotoran batin

Cara yang benar dalam memandikan Buddha Rupang:
-Bersikap anjali dan menghormat
-Isi gayung yang tersedia dan tuangkan ke atas patung kecil tersebut tiga kali sambil berpikir dalam hati
-Tuangan pertama: “Semoga saya dapat melenyapkan semua pikiran jahat”
-Tuangan kedua: “Semoga saya dapat mengembangkan perbuatan baik”
-Tuangan ketiga: “Semoga saya dapat menyelamatkan semua makhluk hidup”

Tentu saja niat atau pikiran yang anda sampaikan bisa berbeda-beda, tetapi itu tidak menjadi masalah asalkan masih dalam rangka mengharapkan kebahagiaan bagi semua makhluk.




Setelah rangkaian kegiatan Waisak seperti Puja Bakti Pembacaan Sutra dan Pemandian Rupang Buddha, para Umat beserta jajaran Pengurus Cetya Tathagata Jakarta bersosialisasi, ramah tamah, menikmati jamuan makan siang bersama dan berfoto bersama sama dalam perayaan Waisak yang penuh suka cita.

Makna dari Tri Suci Waisak adalah mengingatkan kita semua untuk senantiasa meneladani Buddha melalui tiga peristiwa, sehingga bisa mencapai kebahagiaan sejati. Waisak sebagai sebuah hari raya agama Buddha bisa memberikan contoh yang positif kepada setiap orang.

Satu harapan besar dari hari Waisak tersebut adalah bahwa setiap manusia diharapkan dapat merenungi segala perbuatannya dan setiap saat selalu hidup dengan rasa cinta-kasih tanpa kebencian, seperti yang tertulis di dalam Dhammapada, “Kebencian tidak akan selesai jika dibalas dengan kebencian, tetapi hanya dengan memaafkan dan cinta-kasihlah maka kebencian akan lenyap.”

Waisak pada tahun ini mari kita jadikan suatu renungan bahwa untuk mencapai segala sesuatu membutuhkan kerja keras dan membutuhkan semangat yang tinggi. Kita tidak boleh di kalahkan oleh rasa malas yang ada dalam diri kita, kita harus bisa meningkatkan kualitas diri kita dengan penuh semangat. Mari kita semua perbanyak perbuatan baik, Buddha telah menunjukkan jalan untuk menuju kebahagian tertinggi dan tinggal di jalani oleh umat manusia. Jadi, marilah kita semua berbuat baik dan setelah melakukan hal-hal yang baik, kita semua akan terlahir di alam yang bahagia.

Sampai bertemu di event dari Cetya Tathagata Jakarta berikutnya.

Semoga Semua Makhluk Berbahagia
Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta

Semoga Semua Makhluk Berbahagia
Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta
May All Beings Be Happy
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar