Hyakujo, seorang Master Zen dari Tiongkok, ketika usianya sudah 80 tahun, masih bekerja bersama-sama dengan murid-muridnya: merapikan kebun, menyapu, dan memangkas ranting pohon.
Para murid tidak tega melihat Master yang sudah lanjut usia ini bekerja begitu keras, namun mereka tahu bahwa Sang Master tidak akan mendengarkan saran mereka untuk berhenti (bekerja), sehingga akhirnya mereka menyembunyikan peralatan kerja Sang Master.
Pada hari itu (hari peralatan kerjanya disembunyikan), Sang Master tidak makan.
Keesokan harinya, ia tidak makan.
Dan di hari berikutnya, Sang Master tetap tidak makan.
“Master mungkin marah karena kita telah menyembunyikan peralatan kerjanya,” murid-muridnya menduga. “Sebaiknya kita kembalikan pada tempatnya lagi.”
Pada hari dimana peralatan kerjanya kembali, Master Hyakujo kembali bekerja dan makan seperti biasa. Pada malam itu, Beliau menginstruksikan: “Tidak bekerja, tidak makan.”
No Work, No Food
Hyakujo, the Chinese Zen master, used to labor with his pupils even at the age of eighty, trimming the gardens, cleaning the grounds, and pruning the trees.
The pupils felt sorry to see the old teacher working so hard, but they knew he would not listen to their advice to stop, so they hid away his tools.
That day the master did not eat. The next day he did not eat, nor the next. "He may be angry because we have hidden his tools," the pupils surmised. "We had better put them back."
The day they did, the teacher worked and ate the same as before. In the evening he instructed them: "No work, no food."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar