Selasa, 09 Agustus 2016

Hari Suci Ulambana / Festival Zhong Yuan / Zhong Yuan Jie




Sesaat lagi kita akan memperingati Hari Suci Ulambana / Festival Zhong Yuan / Zhong Yuan Jie (中元节 - Mandarin) / Cioko (鬼節 - Hokkian) dimana dalam tradisi Tionghua dan Agama Buddha selalu dirayakan setiap penanggalan Imlek / Lunar Bulan 7 Tanggal 15. Pada hari suci ini para umat Buddha dan mayoritas kaum Tionghua akan melakukan Ritual upacara untuk menghormati para leluhur yang telah meninggal dunia dan untuk menolong para makhluk yang menderita di Alam Preta yaitu alam kehausan dan kelaparan sepanjang masanya (lebih sering disebut dengan Alam Hantu Kelaparan). Oleh karena itu, festival pada bulan ini seringkali disebut dengan "Festival Hantu Kelaparan" atau "Hungry Ghost Festival" dalam Bahasa Inggris.

Ritual pada Hari Suci Ulambana ini sering disebut dengan Chao Du Fa Hui (超渡法会) dalam bahasa Mandarin. Adapun maksud dan tujuan dari Upacara Chao Du ini adalah sebagai persembahan makanan kepada makhluk-makhluk yang telah meninggal dunia dan menolong mereka, baik yang masih mempunyai hubungan keluarga maupun yang tidak ada hubungan keluarga, agar makhluk-makhluk tersebut dapat memperoleh makanan yang telah diberkahi dan tumimbal lahir di alam yang lebih baik lagi. Bahkan kalau mungkin terlahir di alam Sorga Sukhavati.

Hari Suci Ulambana ini menurut Buddhism berkaitan dengan kisah bakti salah seorang siswa utama Buddha Sakyamuni yaitu Maha Mogallana yang ingin menolong Ibunya di alam Preta atau alam hantu kelaparan. Sang Buddha kemudian memberikan khotbah-Nya kepada Maha Mogallana yang tertulis dalam Ulambanapatra Sutra tentang cara untuk menolong ibu Maha Mogallana yang berada di alam preta (alam Hantu Kelaparan). Dengan mata dewata-Nya, beliau melihat ibu-Nya terjerumus dalam Alam Pretta di Neraka. Badannya kurus tapi perutnya buncit. Maka dengan kaki dewata nya beliau mengantarkan makanan kepada ibunya, tapi begitu makanan sampai di mulut ibunya segera berubah menjadi bara yang merah berkobar. Yang Arya Maha Mogalana telah habis segala upayanya, maka beliau mohon kepada Sang Buddha agar arwah ibunya dapat diselamatkan. Sang Buddha bersabda kepada Yang Arya Maha Mogalana, bahwa ibunya semasa hidupnya telah berbuat karma buruk yang sangat berat, tak mungkin dapat diselamatkan oleh kekuatan seorang diri saja, harus mengundang para Bhikkhu dari sepuluh penjuru memanjatkan doa Sutra-Sutra Suci, membantunya dengan Siddhi Kekuatan Ilmu secara bersama-sama, dengan cara demikian barulah ibunya dapat diselamatkan.

Di samping itu pun Sang Buddha mengajarkan kepada Yang Arya Maha Mogalana, bahwa pada setiap tahun kalender candrasangkala tanggal 15 atau memilih suatu hari di bulan 7 (Imlek Chit Gwe), mengisi penuh tempayan dengan berbagai macam makanan pilihan untuk dipersembahkan kepada Sang Buddha, juga kepada para Bhikkhu yang memanjatkan Sutra suci, maka selain dapat menghapus karma buruk serta memperpanjang usia sang ayah bunda yang masih hidup, bahkan bisa mengangkat arwah sang ayah bunda yang pada masa kehidupan lampau, agar mereka dapat bebas dari tiga alam Samsara rendah yang menderita, terlahir di alam dewa atau pun alam surgaloka barat Sukhavati.

Dengan metode yang sama ini pun dapat pula menyelamatkan semua arwah – arwah yang berada di alam akhirat.

Makna dari ritual Chao Du sendiri adalah sebagai berikut:

1. Mengenang dan memperingati para leluhur

2. Melalui pancaran cahaya suci para Buddha Bodhisattva, akan dapat:

- Mengangkat kondisi lingkungan hidup sang arwah atau dari alam yang rendah ke alam yang lebih tinggi dan lebih baik

- Memberikan pertolongan dan pembantuan yang tepat pada saatnya kepada arwah-arwah yang berada dalam alam yang sangat gelap dan sangat menderita, memberikan mereka dengan materil dan moril yang patut menunjang mereka untuk terlahir pada alam Buddha, memberikan mereka pujana, membantu mereka melafalkan nama suci sang Buddha, membabarkan kepada mereka Buddha Dharma, agar cahaya suci sang Buddha dan Bodhisattva menyinari mereka, untuk melenyapkan atau meringankan karma-karma buruk, penyakit, kecacatan serta segala macam penderitaan atas siksaan mereka, sehingga mereka terbebas dari alam rendah yang penuh dengan kedukaan, kemudian menuju ke alam surgaloka barat Sukhavati tanah suci sang Buddha.

Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar