Rabu, 05 Oktober 2016

Uraian Singkat Sigalovada Sutta


Suatu pagi, ketika sedang dalam perjalanan pindapatta dari Hutan bambu menuju ke Rajagaha, Buddha berjumpa seorang pemuda yang seluruh tubuhnya basah kuyup oleh keringat. Pemuda itu berdiri di tengah jalan dan menghormat ke arah Timur, Selatan, Barat, dan Utara, kemudian mendonggakkan kepalanya menghormat ke langit dan akhirnya berlutut menghormat ke arah bumi. Setelah itu dia menaburkan beras ke setiap arah yang disembahnya tadi.
Setelah pemuda itu selesai melakukan penghormatan yang tidak lazim itu, Buddha bertanya padanya mengapa melakukan hal tersebut. Pemuda itu mengatakan bahwa ia melaksanakan pesan terakhir dari ayahnya agar setiap pagi hari menghormat pada enam arah. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan diri dari bencana yang datang dari enam arah.
Mendengar jawaban ini, Buddha berkata, “ Adalah hal yang sangat baik dapat melaksanakan pesan terakhir ayahmu, tetapi bukan itu maksud ayahmu yang sebenarnya.”
“Ayahmu berpesan untuk menghormat dan menaburkan beras kea rah Timur adalah supaya engkau menghormat dan merawat orang yang berjasa terhadapmu, yakni orang tuamu. Menghormat arah Selatan adalah hormat dan berlaku baik pada guru. Menghormat arah Barat adalah mencintai dan merawat anak istri. Menghormat arah Utara adalah menghormati sanak saudara dan teman.
Menghormat arah Atas adalah menghormati Pertapa, Brahmana dan para orang suci.”
“Menghormat arah Bawah adalah memperlakukan setiap orang dan semua makhluk dengan penuh welas asih, bahkan kehidupan yang paling rendah pun harus dilindungi. Demikianlah maksud ayahmu agar engkau menghormat dan terhindar dari bencana yang datang dari berbagai penjuru.”
Selain itu, Buddha juga menjelaskan pada pemuda yang bernama Sigala itu tentang hal-hal : berani bertanggung jawab serta melakukan hal yang patut dikerjakan, agar supaya setiap orang bahagia baik pada saat kini ataupun akan datang.
Buddha juga mengajarkan Lima Sila : menghindari pembunuhan, pencurian, hubungan seksual yang tidak benar, dusta dan penggunaan minuman dan obat-obatan yang memabukkan.
Selanjutnya Buddha juga menasehatinya untuk bekerja keras mencari nafkah dan menjaga hartanya dengan baik. Jangan terlalu kikir dan juga jangan terlalu berfoya-foya. Buddha mengajarkan untuk membagi harta menjadi empat bagian : satu bagian untuk kehidupan keluarga, satu bagian untuk pengembangan usaha, satu bagian untuk membantu mereka yang dalam kesulitan, dan bagian terakhir sebagai tabungan.
Sigala dengan penuh hormat mendengarkan ajaran Buddha dan pada akhirnya dia memohon untuk dapat menjadi siswa Buddha. Sepanjang hidupnya dia menghormat ke enam arah sesuai petunjuk Buddha.

Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar