Suatu pagi, ketika sedang dalam perjalanan pindapatta dari Hutan
bambu menuju ke Rajagaha, Buddha berjumpa seorang pemuda yang seluruh
tubuhnya basah kuyup oleh keringat. Pemuda itu berdiri di tengah jalan
dan menghormat ke arah Timur, Selatan, Barat, dan Utara, kemudian
mendonggakkan kepalanya menghormat ke langit dan akhirnya berlutut
menghormat ke arah bumi. Setelah itu dia menaburkan beras ke setiap arah
yang disembahnya tadi.
Setelah pemuda
itu selesai melakukan penghormatan yang tidak lazim itu, Buddha
bertanya padanya mengapa melakukan hal tersebut. Pemuda itu mengatakan
bahwa ia melaksanakan pesan terakhir dari ayahnya agar setiap pagi hari
menghormat pada enam arah. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan diri
dari bencana yang datang dari enam arah.
Mendengar jawaban ini, Buddha berkata, “ Adalah hal yang sangat baik
dapat melaksanakan pesan terakhir ayahmu, tetapi bukan itu maksud ayahmu
yang sebenarnya.”
“Ayahmu berpesan untuk menghormat dan menaburkan beras kea rah Timur adalah supaya engkau menghormat dan merawat orang yang berjasa terhadapmu, yakni orang tuamu. Menghormat arah Selatan adalah hormat dan berlaku baik pada guru. Menghormat arah Barat adalah mencintai dan merawat anak istri. Menghormat arah Utara adalah menghormati sanak saudara dan teman.
Menghormat arah Atas adalah menghormati Pertapa, Brahmana dan para orang suci.”
“Menghormat arah Bawah adalah memperlakukan setiap orang dan semua makhluk dengan penuh welas asih, bahkan kehidupan yang paling rendah pun harus dilindungi. Demikianlah maksud ayahmu agar engkau menghormat dan terhindar dari bencana yang datang dari berbagai penjuru.”
Selain itu, Buddha juga menjelaskan pada pemuda yang bernama Sigala itu tentang hal-hal : berani bertanggung jawab serta melakukan hal yang patut dikerjakan, agar supaya setiap orang bahagia baik pada saat kini ataupun akan datang.
Buddha juga mengajarkan Lima Sila : menghindari pembunuhan, pencurian, hubungan seksual yang tidak benar, dusta dan penggunaan minuman dan obat-obatan yang memabukkan.
Selanjutnya Buddha juga menasehatinya untuk bekerja keras mencari nafkah dan menjaga hartanya dengan baik. Jangan terlalu kikir dan juga jangan terlalu berfoya-foya. Buddha mengajarkan untuk membagi harta menjadi empat bagian : satu bagian untuk kehidupan keluarga, satu bagian untuk pengembangan usaha, satu bagian untuk membantu mereka yang dalam kesulitan, dan bagian terakhir sebagai tabungan.
Sigala dengan penuh hormat mendengarkan ajaran Buddha dan pada akhirnya dia memohon untuk dapat menjadi siswa Buddha. Sepanjang hidupnya dia menghormat ke enam arah sesuai petunjuk Buddha.
“Ayahmu berpesan untuk menghormat dan menaburkan beras kea rah Timur adalah supaya engkau menghormat dan merawat orang yang berjasa terhadapmu, yakni orang tuamu. Menghormat arah Selatan adalah hormat dan berlaku baik pada guru. Menghormat arah Barat adalah mencintai dan merawat anak istri. Menghormat arah Utara adalah menghormati sanak saudara dan teman.
Menghormat arah Atas adalah menghormati Pertapa, Brahmana dan para orang suci.”
“Menghormat arah Bawah adalah memperlakukan setiap orang dan semua makhluk dengan penuh welas asih, bahkan kehidupan yang paling rendah pun harus dilindungi. Demikianlah maksud ayahmu agar engkau menghormat dan terhindar dari bencana yang datang dari berbagai penjuru.”
Selain itu, Buddha juga menjelaskan pada pemuda yang bernama Sigala itu tentang hal-hal : berani bertanggung jawab serta melakukan hal yang patut dikerjakan, agar supaya setiap orang bahagia baik pada saat kini ataupun akan datang.
Buddha juga mengajarkan Lima Sila : menghindari pembunuhan, pencurian, hubungan seksual yang tidak benar, dusta dan penggunaan minuman dan obat-obatan yang memabukkan.
Selanjutnya Buddha juga menasehatinya untuk bekerja keras mencari nafkah dan menjaga hartanya dengan baik. Jangan terlalu kikir dan juga jangan terlalu berfoya-foya. Buddha mengajarkan untuk membagi harta menjadi empat bagian : satu bagian untuk kehidupan keluarga, satu bagian untuk pengembangan usaha, satu bagian untuk membantu mereka yang dalam kesulitan, dan bagian terakhir sebagai tabungan.
Sigala dengan penuh hormat mendengarkan ajaran Buddha dan pada akhirnya dia memohon untuk dapat menjadi siswa Buddha. Sepanjang hidupnya dia menghormat ke enam arah sesuai petunjuk Buddha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar